Berikut Ini Proyek Kerjasama Indonesia dan China Terbaru

Hubungan antara Indonesia dengan China telah terjalin sejak 13 April 1950, memasuki usia 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara semakin erat.
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

 


Hubungan kerjasama antara Indonesia dengan China telah terjalin sejak 13 April 1950, memasuki usia 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara semakin erat melalui berbagai proyek kerjasama, lantas proyek apa sajakah itu ?


Kereta cepat Jakarta Bandung

Pertama, ada proyek kereta cepat Jakarta Bandung ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dibiayai oleh China Diva lovebird ini diperkirakan memakan biaya investasi dari Rp.113,9 Triliun Rupiah - Rp.118 Triliun Rupiah.

Jumlah ini melesat cukup jauh dari perhitungan awal sebesar 84,3 triliun perkiraan investasi yang ditawarkan oleh Jepang.

Kalau diamati dari harga tiket di Kisaran 300 ribu rupiah proyek yang diperkirakan akan balik modal setelah 40 tahun beroperasi, Itu pun kalau asumsi jumlah penumpang terpenuhi atau dengan kata lain perkiraan balik model berpotensi membutuhkan waktu lebih lama, jika kereta cepat Jakarta- Bandung sepi penumpang.

Selain itu dominasi China di proyek kereta cepat Jakarta - Bandung ini sangat terasa di berbagai aspek, mulai dari penggunaan tenaga kerja asing, pembiayaan sampai perusahaan kontraktor yang menggarap proyek ini setidaknya ada sekitar 2.325 tenaga kerja asing yang terlibat dalam pengerjaan proyek.

Lalu 75% pendanaan proyek ini merupakan utang dari China dengan bunga 2% dan tenor 40 tahun, jumlah ini lebih tinggi kalau dibandingkan dengan bunga yang ditawarkan oleh Jepang melalui China yang hanya sebesar 0,1% per tahun.

Sementara 25% sisanya merupakan modal dari kontraktor PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sendiri Terdiri dari 5 perusahaan China dan 4 perusahaan BUMN Indonesia.

belum sampai disitu aroma dominasi China juga tampak dari perusahaan kontraktor penggarap Engineer and Procurement Construction (EPC).

Mega proyek ini dimana perusahaan BUMN, China mendominasi sebesar 70% dari total IPC sedangkan pihak Indonesia hanya kebagian 30% IPC yang digarap oleh PT Wijaya Karya Tbk.

Kalau di hitung total ada 6 perusahaan China yang menjadi kontraktor utama diantaranya  adalah China relay International, Nitro Chinese corporation, CRC corporation, limited general ready corporation, dan China railways signal and communication.


Adapun dalam komposisi pemegang saham 5 BUMN, China membentuk usaha patungan bernama Beijing hewan dan memegang saham KCIC sebesar 40%.

Sementara pemegang saham sebesar 60% dari Indonesia diwakili oleh PT Pilar Sinergi bersama Indonesia yang terdiri dari 4 perusahaan yakni PT Kereta Api Indonesia Wijaya Karya, Jasa Marga, dan PT PN 8. 

Kini progres konsumsi kereta cepat Jakarta - Bandung telah mencapai 86% rencananya pada satu Mei 2023 nanti akan dilakukan komisioner test dan paralel.

Kereta cepat Jakarta-Bandung bukan proyek kerjasama pertama yang dilakukan bersama China, beberapa tahun sebelumnya ada proyektor Kualanamu.


Jalan Tol Kualanamu

Berbeda dengan kereta cepat Jakarta - Bandung porsi pekerjaan tol Kualanamu justru lebih banyak dikerjakan oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR.

Meski begitu jumlah anggaran untuk pengerjaan proyek ini tak hanya ditanggung oleh pemerintah melainkan meminta bantuan China membiayai 90% dari keseluruhan anggaran yang dibutuhkan jalan tol sepanjang 17 km.

Jalan tol tersebut membutuhkan dana Rp. 80 miliar per km, atau dengan kata lain membuat Nun jalan tol Trans Sumatera ruas Medan Kualanamu membutuhkan total anggaran Rp. 1,4 Triliun.

Membangun keberadaan jalan tol Kualanamu ini dapat memperlancar distribusi atau biaya logistik barang dan jasa.

Selain itu waktu tempuh dari bandara Kualanamu menuju kota Medan atau sebaliknya pun menjadi lebih singkat yakni kurang lebih 2 jam perjalanan menjadi hanya sekitar 45 menit.


Waduk Jati Gede

pembangunan Waduk Jatigede juga tak luput dari peran China proyek yang digagas sejak era Presiden Soekarno ini dibiayai oleh utang luar negeri sebesar US$ 215,62 juta dari section China.

Waduk kedua terbesar di Indonesia ini mulai dialiri dan diresmikan pada 2015 lalu, namun waduk seluas 4983 hektar ini baru menggenang air secara keseluruhan pada tahun 2016, dan beroperasi secara penuh setahun kemudian.

Dalam proses pembangunannya waduk ini menenggelamkan 28 desa di 4 Kecamatan yakni Kecamatan Jatigede, Kecamatan Wado, Kecamatan Darmaraja, dan Kecamatan Jatinunggal.

Selain menjadi salah satu strategi pengendali banjir beberapa fungsi utama Waduk Jatigede adalah sebagai saluran irigasi sarana budidaya ikan air tawar, sarana olahraga air lokasi wisata, dan sebagai sarana pembangkit listrik tenaga air.


PT Morowali industrial Park 

Tak hanya menjajal sektor infrastruktur kerjasama antara Indonesia dan China juga merambah ke sektor industri nikel tercatat berinvestasi sebanyak US$ 1,63 miliar untuk membangun Kawasan Industri Morowali kawasan.

Industri Morowali merupakan kawasan industri berbasis nikel dan budget tahan karat, kawasan ini secara keseluruhan akan memproduksi 1,5 juta ton nikel pick Iron (npi) dengan kandungan nikel 10%, 3 juta ton stainless steel slave, 500.000 ton stainless steel CRC, dan 3,5 juta ton stainless steel Edge RC.

Untuk memenuhi pasar ekspor serta 3,5 juta ton baja karbon untuk pasar domestik proyek kerjasama ini direalisasikan dengan penandatanganan MoU antara Sinchan Group dan Delon Group dengan PT Indonesia Morowali industrial Park.

Proyek kerjasama ini meliputi pembangunan pabrik karbon Steel dengan kapasitas 3,5 juta ton per tahun, dan nilai investasi sebesar US$ 980 juta.

Kedua negara tersebut juga bekerja sama dalam membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 700 megawatt dan nilai investasi sebesar US$ 650 juta.


PT GNI

Masih seputar industri nikel salah satu proyek strategis nasional yakni pabrik pengolahan smelter PT gangster nikel Industri (PT GNI).

PT GNI menerapkan proses rotary dengan mengembangkan 25 jalur produksi dan menghasilkan 1,9 juta npi per tahun.

Perlu kamu ketahui meski berlokasi dan beroperasi di Indonesia perusahaan pengolahan nikel ini adalah milik pengusaha asal China yakni Tony, bekerja sama dengan pemerintah Indonesia di bidang hidrolisasi Minerva.

PT JNE telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Desember 2021 lalu, perusahaan pengelolaan smelter ini telah melakukan ekspor perdana produk hasil olahan nikel pada 20 Januari 2022.

Adapun Produk yang diekspor adalah produk turunan nikel dalam bentuk vertikal dengan total nilai ekspor mencapai US$ 23 juta.

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.